KBRN, Mataram : Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Drs Haji Usman, mengatakan, kebijakan pemerintah arab saudi memberlakukan memangkas 20 persen kuota dasar haji dari setiap negara di dunia cukup berdampak terhadap gagalnya jemaah calon haji yang berangkat haji.
Pemangkasan
jatah kuota dasar ini dilakukan pemerintah Arab Saudi karena sedang melakukan
renopasi Masjidil Haram, terutama tempat Tawaf yang tidak akan menampung jemaah
haji.
“Sesuai
dengan keinginan pemerintah Arab Saudi bisa selesai sebelum Ramadhan, tapi
ternyata tidak bisa. Sehingga untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan,
pemerintah Arab Saudi lalu memotong masing-masing negara itu 20 persen dari
jatah yang diberikan,“ ungkap Haji Usman, kepada RRI, Selasa (18/6/2013).
Ia
mengatakan, untuk Indonesia oleh pemerintah arab Saudi diberikan jatah 211.000
jemaah. Karena kena potongan 20 persen, maka yang tidak bisa di berangkatkan
mencapai 42.800 orang. Dan dari 42.800 yang tidak bisa berangkat tersebut,
terkumpul dari semua provinsi di Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Barat.
Menurut Haji
Usman, Nusa Tenggara Barat pada musim haji 1434 Hijriyah/tahun 2013 kuota hajinya mencapai
4.494 orang, tetapi akibat pemotongan 20 persen maka kuotanya berkurang menjadi
892 orang.
“Kemudian
yang sudah melunasi tahap pertama mencapai 4.196, dipotong 20 persen. Jadi,
yang sudah melunasi dan tidak dapat berangkat menjcai 597 orang jamaah,“
paparnya.
Haji Usman
menambahkan, jamaah calon haji yang kena imbas tidak berangkat itu dimulai dari
nomor porsi terbuncit atau nomor 1500041146 sampai kepada jumlah 892.
“Jadi, yang
sudah haji itu kita keluarkan. Kemudian yang boleh berangkat haji itu adalah
pembimbing ibadah haji dan Muhrim, itu yang berangkat. Kalau selain yang itu,
tidak diberangkatkan,“ jelasnya.
Haji Usman
mengimbau jemaah calon haji yang menggunakan kursi roda agar tidak berangkat,
karena di Masjidil Haram tidak ada jalur khusus untuk kursi roda karena jalur
kursi roda sedang direnovasi.
“Oleh karena
itu, kami meminta pihak kesehatan agar betul-betul mengecek kesehatan dari pada
jemaah,“ pintanya. (rri.co.id)