Wanita Desa Rensing Bat yang tangguh, dan pekerja keras: |
Tepat
hari Senin kemarin tanggal 21 April 2014 bangsa Indonesia memperingati lahirnya
Hari Kartini , kita selalu memperingati kelahiran Raden Ajeng Kartini karena seorang
tokoh pejuang wanita, pelopor kemajuan dan pendobrak keterbelakangan kaum
wanita. Dia seorang figur wanita yang dalam perjalanan hidupnya menjadi teladan
bagi kaumnya, dalam upaya keluar dari kungkungan keterbelakangan. Kartini
berjuang untuk keluar dari tradisi yang membelenggu, meraih kedudukan sejajar
dengan kaum pria dalam memperoleh hak-hak dan menjalankan kewajibannya.
Kartini sendiri bernama lengkap Raden Ajeng Kartini,
ia dilahirkan di Desa Mayong, Kabupaten Jepara tanggal 21 April 1879, dari
rahim Ibu Ngasirah, seorang garwo ampil Asisten Wedono Mayong, Raden Mas Ario
Adipati Sosroningrat. Kartini merupakan anak kelima dari 11 bersaudara, dan
karena genit dan cekatan seperti burung trinil maka Kartini sering dipanggil ”Trinil”.
Kartini tumbuh menjadi anak cerdas dan penuh perhatian, sabar serta bertanggung
jawab. Sifat kepemimpinan dan jiwa kepeloporannya sudah terlihat sejak remaja.
la tumbuh menjadi anak pandai, senang belajar dan haus ilmu pengetahuan. Namun
dalam kehidupan keluarga, ia sangat terkekang. Sebagai keluarga bangsawan,
Kartini harus ”dipingit” (tidak babas keluar rumah), sehingga merasa
terbelenggu dengan tradisi itu.
Bagi wanita Indonesia memaknai perjuangan R.A Kartini saat
ini adalah kaum wanita mempunyai kebebasan yang luas dalam menuntut ilmu, bebas
menentukan langkah-langkahnya dalam mencapai cita-cita, bebas mengambil peran
di masyarakat dan bebas berpartisipasi dalam pembangunan di berbagai bidang.
Karena mempunyai hak yang sama maka tak ada salahnya jika kaum wanita turut
serta berpartisipasi dalam mengisi pembangunan. Kaum wanita harus lebih
memfokuskan diri pada hal-hal atau perbuatan nyata, dengan aktivitas yang
bermanfaat dan memberikan hasil yang patut diacungi jempol. Tidak hanya
ngerumpi atau membuat gosip di sana sini dengan membicarakan hal-hal yang tiada
bermanfaat. Kaum wanita harus mampu mengambil perannya masing-masing dengan
ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya.
Ada beberapa hal dapat kita ketahui fakta di lapangan.
Pertama, kaum wanita sekarang sudah banyak memperoleh kesempatan untuk
mendapatkan pendidikan, keterampilan dan mengembangkan diri secara luas,
sehingga mampu bersaing secara sehat dengan kaum pria dalam berbagai bidang
terbukti dengan banyaknya kaum wanaita bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi baik dalam negeri maupun diluar negeri sehingga tak sedikit
wanita indonesia kini bisa menduduki jabatan-jabatan strategis baik di swasta
maupun pemerintahan. Kedua, saat ini kaum wanita telah diberikan peran yang
lebih baik untuk ikut terlibat dalam berbagai proses pengambilan keputusan,
serta menjadi pelaku atau subyek dalam kegiatan pembangunan di Indonesia. Sebut
saja kaum wanita saat ini telah banyak yang memiliki peran dan punya jabatan
penting, mulai dari Direktur perusahaan, Menteri, Anggota Legislatif, Dirjen,
Gubernur, Walikota, Bupati, Camat hingga menjadi Lurah atau Kepala Desa . Hal
tersebut tidak terlepas dari peran dan jasa R.A Kartini dalam memperjuangkan
hak-hak kaum wanita indonesia.
Lain halnya dengan wanita-wanita desa khususnya yang
ada di Desa Rensing Bat Kec. Sakra Barat Kab. Lombok Timur yang kesahariannya bergelut pada aktifitas sehari-hari
seperti melayani kebutuhan keluarga atau menjadi ibu rumah tangga, bekerja
disawah atau diladang sebagai buruh, mengajar dan berdagang. Pada umumnya
wanita-wanita Desa Rensing Bat sebagian besar didominasi oleh wanita-wanita
tani yang banyak menghabiskan waktu di sawah dari pagi hingga sore hari baik
sebagai petani atau buruh tani dan sebagian lainnya wanita di desa ini pergi
menuntut ilmu, berdagang dan menjadi guru.
Lalu apa kata wanita desa Rensing Bat dalam memaknai
hari Kartini ? Kamariah salah seorang wanita asal Dusun Timuk Rurung Desa
Rensing Bat yang kesehariannya bekerja sebagai buruh tani dalam memaknai hari
Kartini mengatakan bahwa semangat kartini ia maknai sebagai semangat bekerja
keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan semangat kerja keras maka keinginan
akan menjadi nyata, lain halnya dengan Zubaidah wanita asal RT 8 Lepok yang
berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini berpendapat bahwa memaknai hari Kartini
baginya adalah dengan mencintai keluarga memberikan persembahan dan pengabdian terbaik
untuk anak, suami dan keluarga, dengan mengabdikan diri untuk keluarga maka
wanita akan menjadi hebat, ia berkeyakinan bahwa keberhasilan suami dalam pekerjaan
peran istri sangatlah besar didalamnya.
Sementara itu bagi Erni Murdiati wanita yang
kesehariannya berprofesi sebagai guru dan menjadi pengurus PKK Desa Rensing Bat
yang tinggal di Dusun Rensing Bat ini berpendapat bahwa dalam memaknai hari
kartini bagi wanita desa adalah dengan melakukan kegiatan positif baik untuk
keluarga maupun masyarakat, wanita desa sekarang disamping mengurus keluarga
dengan memberikan pelayanan terbaik menjadi istri yang setia, jujur, amanah,
bertanggung jawab serta bekerja keras tetapi juga wanita desa saat ini juga dituntut
untuk terlibat atau berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan pembangunan desa
seperti teribat dalam kegiatan posyandu, kegiatan ibu-ibu PKK, aktif di
kegiatan Muslimat NW, kegiatan pendidikan dan lain-lain, dengan ikut berperannya wanita desa dalam
pembangunan diharapkan pembangunan desa akan dinamis.
Pada intinya wanita desa tidak boleh terkungkung oleh
wilayah dimana ia tinggal, dimanapun dan kapanpun wanita harus memiliki sikap
tangguh, semangat bekerja keras dan memiliki kepedulian terhadap keluarga,
lingkungan dan masyarakat sehingga kedepan wanita-wanita desa Rensing Bat bisa
menjadi subjek dalam segala pembangunan dan tidak lagi menjadi objek
pembangunan, wanita desa kedepan juga harus mampu meningkatkan sumber daya
manusia (SDM) dengan mengikuti pendidikan formal maupun non formal atau mengikuti
pelatihan-pelatihan keterampilan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas
wanita-wanita Desa Rensing Bat. (Nr_dien)