Oleh : Nuruddin
Allah
Swt berfirman : “ Telah Nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan oleh
ulah perbuatan tangan manusia, supaya Kami memperlihatkan kepadanya sebagian
dari akibat perbuatannya agar mereka kembali ke jalan yang benar.” (Al qur’an
Surat Ar-Ruum ayat 41)
Bencana
datang silih berganti ia datang tak dijemput dan pulang tak diantar, tiba-tiba
hadir tiba-tiba pergi begitu saja, berbagai fenomena alam seperti gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, kekeringan, longsor, banjir, pembunuhan,pemerkosaan,
korupsi, iklim dan
cuaca tidak begitu bersahabat, terasa begitu mudah dijumpai setiap saat di atas
dunia ini. Kejadian-kejadian alam tersebut tidak mengenal daerah, negeri
ataupun penduduk semuanya terjadi.
Sejak
manusia diberi tempat tinggal oleh Allah di muka bumi ini, manusia ditugaskan
untuk mengelola bumi ini dengan baik telah melakukan berbagai macam
kerusakan-kerusakan, exploitasi untuk kepentingan pribadi dan melampaui batas.
Mereka melakukan berbagai macam kejahatan baik kepada sang khalik (pencipta),
kepada alam semesta maupun kepada manusia. Kesadaran manusia akan kejahatannya
datang ketika mereka diberikan peringatan melalui musibah atau bencana. Allah
memberikan teguran kepada manusia melalui bencana dimaksudkan agar mereka sadar
dan memperbaiki diri, namun ketika bencana itu tidak ada maka kejahatan itupun
terus dilakoninya.
Allah swt berfirman yang
artinya : “ dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagai azab yang dekat (didunia) sebelum azab
yang lebih besar (di akherat)
mudah-mudahan mereka kembali (kejalan lurus).” (QS. As-sajadah 21)
Berbagai
macam bencana yang terjadi ini tidaklah datang saat ini saja namun Allah telah
mengirim berbagai macam bencana kepada kaum-kaum Nabi terdahulu sebagai bentuk
peringatan maupun azab atau siksa seperti yang tercantum dalam kitab suci agama
Islam yaitu al Qur’an diantaranya :
- BENCANA ALAM
Banjir
besar yang melanda seluruh daratan-daratan yang didiami manusia. Banjir besar
yang bukan tingginya satu atau dua meter tetapi puluhan, ratusan bahkan ribuan
meter tingginya yang membenamkan setiap rumah, gedung, bahkan melampaui puncak
gunung, sehingga tak seorangpun yang dapat menyelamatkan diri dari bencana
dahsat itu kecuali 80 orang manusia pengikut Nabi Nuh, as. Karena sudah
tersedia sebuah perahu besar yang dibikin atas petunjuk Allah (QS.Nuh 1-28, Al
Mu’minun 23-30)
Angin
topan yang meniup dan menerbangkan semua yang terdapat di atas bumi, tidak saja
manusia, binatang ternak bahkan kayu-kayu berterbangan dan semuanya menjadi
sampah yang berserakan tiada guna. Bencana ini diturunkan Allah atas bangsa Aad
di zaman Nabi Huud a.s. (Al-A’raf 65-72, Huud 50-60 dan As-Syua’ara 123-140)
Gempa
bumi disertai dengan hujan yang terdiri dari batu, dan lumpur panas yang
dahsyat menyebabkan bumi pecah dan retak, gedung-gedung dan semua bangunan
runtuh dan seluruh manusia tewas dalam sekejap. Bencana ini diturunkan atas
bangsa Israel dizaman Nabi Luth, a.s. disebabkan karena kekafirannya dan
perbuatan mesum (asusila) yang dilakukan oleh manusia. (Al-a’raf 80-84, An-naml
54-59,dll).
Letusan
hebat yang bukan saja memecahkan anak telinga tetapi menjadikan manusia menjadi
hancur lebur dalam waktu sedetik. Bencana ini ditimpakan kepada bangsa Tsamuud,
satu bangsa besar dan makmur tetapi durhaka dan menentang ajaran Allah dan pada
akhirnya bangsa Tsamuud itu lenyap dan menjadi abu dalam tempo sedetik (Al
Haqqah 5-5, An-Naml 45-54)
Angin
dingin yang amat sangat dingin yang berhembus selama 7 malam 8 hari atas bangsa
Aad, sehingga semua orang kafir yang durhaka menjadi kaku (mati) sebagaimana
batang-batang korma yang tengahnya kosong (Al-haqqah 6-8)
Bumi
dibalikkan yaitu bagian atas ditaruh dibawah dan bagian bawah ditaruh diatas,
sehingga semua yang mulanya berada dipermukaan tanah masuk berpuluh-puluh meter
dibawah tanah sesudah dibalikkan oleh Allah dengan kekuasaan-nya. Bencana ini
menimpa bangsa Israil di zaman nabi Luth (Al Haqqah 9-10)
Awan
hitam yang panas yang didatangkan oleh Allah dimusim panas terik, sehingga
semua manusia durhaka, durjana mengira bahwa awan hitam itu bertanda akan hujan
sehingga mereka bersorak gembira dan senang sambil menyiapkan tempayan untuk
menampung air sebagai persediaan air minum, tetapi apa yang terjadi, awan hitam
itu turun membawa hawa panas yang panasnya seratus kali lebih panas dari
panasnya api bisa sehingga membuat mereka hangus terbakar lalu musnah menjadi
abu. Bencana ini ditimpakan Allah atas sebagian kaum Nabi Syuaib a.s. tak lama
sesudah Nabi Luth akibat kedurhakaan da kecurangan yang melampaui batas dalam
mencari keuntungan materi. (QS. Asy-Syua’araa 189)
Bom
Batu dijatuhkan oleh Allah dari langit dengan perantara burung-burung ababil
ditimpakan kepada tentara bergajah dibawah komando Abrahah, gubernur Ethiopia
di Yaman yang datang untuk menghancurkan ka’bah dan seluruh pasukan hancur
lebur (QS. Al-Fiil 1-4)
Kekacauan-kekacauan
yang berupa keributan menyebabkan saling bunuh membunuh atau perang sehingga
tak satupun yang merasa aman, rasa dendam kusumat, teror meneror yang terus
terjadi yang ditimpakan kepada bani Israil sesudah Nabi Musa a.s. dan nabi Isa
a.s. karena dosa-dosa mereka yang telah membunuh para nabi dan mengganti Kitab
Allah yang sebenarnya dengan tulisan mereka sendiri. (QS. Al-Imran 181,
Al-Maidah 15 dan 67 dan 94).
Rekam jejak tsunami ternyata juga sudah terjadi sejak tahun
6.000 Sebelum Masehi. Sebuah media ilmiah Livescience.com mencatat daftar
tsunami maha dahsyat yang pernah terjadi di bumi yaitu 6.000 sebelum masehi
terjadi bencana berupa Gugusan salju besar di Sisilia longsor dan jatuh ke
laut. Longsor yang terjadi pada 8 ribu tahun lalu ini memicu bencana tsunami
tersebar di Laut Mediterrania. Tidak ada catatan sejarah bencana ini. Hanya
para ilmuwan geologi memperkirakan tsunami dengan kecepatan 320 kilometer per
jam ini mencapai ketinggian gedung 10 lantai.
Bencana alam juga
terjadi sejak awal masehi seperti yang dilansir oleh worldamazingfact.com mencatat
seratus macam bencana terbesar didunia mulai dari Letusan gunung Vesuvius di
Pompeii, Italia tahun 79 M. dan peristiwa besar lainnya yang sangat dahsyat.
Di Indonesia sendiri
tercatat gempa
maha dahsyat dengan kekuatan 9,3 SR mengguncang di Samudra Hindia, lepas pantai
barat Aceh. Yang menelan lebih dari 200 ribu orang lebih. Gempa paling besar
sepanjang 40 tahun terakhir ini menimbulkan gelombang tinggi di Sumatera Utara,
Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka,
bahkan sampai Pantai Timur Afrika.
Di Jepang tanggal 11 Maret 2011 lalu digemparkan oleh gempa bumi
berkekuatan 9.0 skala ricter dan disusul dengan gelombang tsunami dahsyat dengan
ketinggian 10 meter yang menyebabkan air tumpah kedaratan akibatnya rumah,mobil,
pohon-pohon, hewan, kapal, gedung dan manusia berserakan dan ribuan manusia
kehilangan nyawa dan tempat tinggal dalam waktu sekejap.
- BENCANA KORUPSI
Bencana lain yang tak kalah dahsyatnya saat ini terjadi
di negeri bernama Indonesia adalah Korupsi.
“…….Corruption is a
cancer that steals from the poor, eats away at governance and moral
fiber, and destroy trust”. (Robert B.Zoellick).
Dalam konteks kekinian
justru pasca kemerdekaan bentuk-bentuk penistaan terhadap bangsa hadir dalam
wujud perilaku korupsi yang dilakukan oleh anak bangsa. Korupsi sebagai bentuk tindak kejahatan mencerminkan
karakter dan moral bangsa yang tidak berperadaban. dengan demikian secara
prinsipil perilaku korup sama dengan bentuk penjajahan terhadap bangsa sendiri
mengingat watak dari penjajah sama dengan pelaku tindak kejahatan korupsi yaitu
selalu ingin melebarkan sayap kekuasaanya, diskriminatif, menindas, dan eksploitatif.
Oleh sebab itu perilaku karup merupakan ihwal penghambat bagi tegaknya sistem
ketahanan negara demi terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis.
Tidak
mengherankan jika perilaku korup mengandung kesamaam dengan wujud penyakit
kanker yang mana akan senantiasa menyerang ketahan tubuh. Dalam konteks
bernegara maka perilaku korup akan senantiasa berimplikasi pada sitem
pertahanan dan ketahanan negara terhadap pemenuhan atas rasa keadilan, persamaan, maupun
kesejahteraan.
Korupsi makin
membabi buta menyentuh berbagai kalangan baik eksekutif, legislatif dan
yudikatif beberapa tahun terahir kita terus dipertotonkan oleh elit politk
bangsa ini prilaku menyimpang, penyalahgunaan kekuasaan, mengambil uang rakyat
untuk kekayaan diri sendiri seakan tak pernah berujung satu persatu diseret ke
meja hijau dan dipenjarakan.
Korupsi
di Indonesia adalah penyakit endemik yang sulit disembuhkan. Penyakit ini sudah
lama hinggap dan menyerang seluruh sendi-sendi kehidupan berbangsa. sebagai
bentuk penyakit endemic korupsi mirip dengan penyebaran kanker yang menyerang
sistem ketahanan. Tubuh dapat dipandang sebagai suatu
negara dimana penduduknya adalah sel-sel tubuh yang terorganisasi dalam
organ-organ tubuh yang membentuk sistem organ. Organ-organ tubuh dapat
dianalogikan sebagai lembaga-lembaga pemerintahan atau institusi kemasyarakatan
yang memiliki fungsi khusus dan saling bekerjasama dalam menyelenggarakan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Keberlanjutan dan keberadaan suatu negara dipengaruhi
oleh banyak faktor, salah satunya adalah kemampuan mempertahankan diri. Setiap
bangsa harus selalu siap menghadapi segala bentuk ancaman dan bahaya, baik dari
dalam maupun dari luar.
Dampak yang
ditimbulkan oleh bencana korupsi tentu sangatlah besar baik kerugian negara ataupun
kerugian untuk masyarakat.
Untuk hal itu
perlu ada tobat nasional untuk
memperbarui sikap hidup masyarakat yang antikorupsi karena ko- rupsi ternyata
telah menyengsarakan bangsa ini secara keseluruhan. Tobat dalam agama adalah
kesadaran total untuk tak mengulangi lagi perbuatannya karena memang perbuatan
itu telah mencelakakan dirinya dalam dosa. Dengan tobat, dia akan menjadi
manusia baru yang bebas dari pengulangan dosa-dosa lama yang telah
diperbuatnya.
Tobat
bukanlah basa-basi, tetapi komitmen transendental untuk menembus dan memasuki
kehidupan baru yang lebih baik. Dan tanpa tobat nasional, rasanya pemberantasan
korupsi seperti benang kusut yang sulit mengurainya. Tobat nasional diperlukan
untuk memotong budaya korupsi yang selama ini telah menjadi cara hidup,
berpikir, dan berperilaku masyarakat untuk mendapatkan kekayaan.
Tobat
nasional harus dimulai dari imamnya, yaitu para pemimpin yang berada di puncak
kekuasaan. Pemimpin yang bersih dan berketeladanan dapat menjadi rujukan
perilaku rakyatnya. Pemimpin yang satunya kata dengan perbuatan, yang dengan
rendah hati bersedia melayani rakyatnya, karena sesungguhnya seorang pemimpin
adalah pelayan rakyatnya.
Dan masih banyak lagi
bencana yang tidak bisa terekam baik bencana kecil maupun besar di dunia ini, itu semua menandakan bahwa manusia dan isinya
tidaklah memiliki wewenang penuh dalam mengelola alam ini dan Allah tidak mau
membiarkan mereka lupa dan berbuat melampaui batas.
Adapun Rasulullah SAW,
14 abad yang lalu telah menjelaskan apasaja yang dapat mengundang bencana ke
atas dunia ini, sebagaimana yang sabda beliau yang artinya : ”Bila
umatku sudah melaksanakan 15 perkara maka bencana sudah pasti terjadi, yaitu: 1). Bila barang negara sudah
diakui/dimiliki oleh orang-orang tertentu, 2). Barang amanat jadi Ganimah
(temuan), 3). Mengeluarkan zakat dianggap musibah bagi sikaya, 4). Suami sudah
tunduk patuh terhadap istrinya untuk mengerjakan sesuatu yang keluar dari
syariat (ajaran islam), 5). Anak menyakiti kedua orang tuanya sementara kepada
temannya berlaku baik, 6). Terjadi permusuhan caci mencaci antara jamaah mesjid
karena perbedaan masalah/pendapat yang bukan prinsip yang mereka pegang, 7). Diantara yang menjadi memimpin umat baik
yang memimpin masyarakat atau agama bukan dari keturunan yang baik-baik, 8). Seseorang
memuliakan seseorang karena takut kejelekannya bukan karena wibawa atau karena
akhlak dan ilmunya, 9). Orang mabuk dan maksiat sudah terlihat dimana-mana,
10). Seorang pria sudah senang memakai pakaian yang biasanya dipakai wanita,
11). Kedua orang tua diperlakukan seperti pembantu di dalam rumah tangga, 12). Sarana
untuk maksiat tersebar dimana-mana, seperti bar, kasino, diskotik dan warung
remang-remang, 13).Dancing, dugem dan hiburan yang berbau pornografi dan
pornoaksi sudah dianggap kesenian belaka bahkan hiburan yang baik, 14). Bila
umat akhir zaman sekarang ini sudah mencaci maki dan tidak menghiraukan pendapat-pendapat
mereka (para ulama), 15). Bila umat akhir zaman semuanya sudah ingin
berlomba-lomba menjadi seorang selebritis/penyanyi yang terkenal.
Allah Swt berfirman
yang artinya : “ Telah Nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan oleh ulah
perbuatan tangan manusia, supaya Kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari
akibat perbuatannya agar mereka kembali ke jalan yang benar.” (Al qur’an Surat
Ar-Ruum ayat 41)
Semua
jenis mala petaka setiap tahunnya terus terjadi di atas bumi ini sampai
sekarang dan seterusnya, baik berupa banjir, tsunami, teror, angin badai,penyakit
menular,kebakaran, perang-perang,
korupsi dan lain sebagainya. Semuanya disebabkan
oleh akibat dari perilaku manusia yang berlebihan dan salah satu cara
menghentikannya adalah dengan menghentikan segala macam kejahatan dan kekufuran
lalu kembali kepada Allah seraya meminta ampunan. Selama manusia masih
melakukan hal kekufuran tersebut dan belum taubat maka selama itu pula bencana
akan terus melanda.
Sayyidina Abbas r.a
paman Nabi SAW pernah berkata yang artinya “ Sesungguhnya bencana itu tidak
akan turun kecuali karena dosa, dan bencana itu tidak akan berhenti kecuali
dengan taubat”
Kesalahan
atau dosa manusia yang banyak terjadi saat ini adalah hampir setiap hari
terjadi pembunuhan, pemerkosaan, perzinahan, berjudi, minum minuman keras,
pencurian, aborsi, bayi dibuang oleh ibu kandungnya sendiri, mutilasi,
menghisap pil setan sabu-sabu atau narkoba, ekploitasi alam secara berlebihan,
kebakaran dan juga prilaku Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang melanda negeri
ini, manusia sudah mulai melupakan nilai-nilai ajaran agama dan Tuhannya dan
lebih cendrung mengikuti hawa nafsu dan mengikuti sembahan barunya berupa
harta, tahta dan wanita. Dalam kondisi ini maka Allah SWT akan menurunkan
musibah atau bencana sebagai laknat atas dosa-dosa tersebut sebagaimana Allah
berfirman yang artinya : “ Adapun
orang-orang kafir, maka akan Ku siksa mereka denngan siksa yang sangat keras
didunia dan di akherat, dan mereka tidak pernah memperoleh penolong.” (QS. Ali
Imran : 56)
Melihat
kondisi alam yang terus dilanda bencana maka tak salah bila seorang penyanyi
Ebiet G Ade bertanya melalui lirik lagunya : “ Kenapa disana sini terjadi
bencana, kenapa disana sini terjadi kemiskinan dan pengangguran,, kutanya pada
langit, langitpun diam, kutanyakan pada laut, kepada karang, kepada bulan,
kepada bintang, dan matahari, tetapi semuanya diam membisu, Mungkin Tuhan sudah
bosan melihat tingkah laku kita, yang selalu bangga dengan dosa-dosa atau alam
sudah tidak mau bersahabat dengan kita, mari kita tanyakan pada rumput-rumput
yang bergoyang mungkin disana ada jawabannya”
Bencana
datang bagai seorang pencuri ia datang hanya untuk mengambil harta benda bahkan
nyawa, disaat ditunggu-tunggu tidak datang-datang, disaat lengah ia datang
secara tiba-tiba. Menyapa tanpa belas kasihan, datang kepada siapa saja kaya, miskin, tua, muda, pejabat maupun rakyat
jelata.
Dan
sudah barang tentu setiap yang mengalami bencana pasti mengalami kesediahan dan
rasa terpukul yang amat berat, terutama bagi mereka yang tidak memiliki iman tentu akan putus asa dan
menyalahkan alam.oleh karena itu dalam menghadapi cobaan atau bencana yang kita
hadapi hendaklah kita memiliki kesiapan mental dan memiliki bekal yang cukup,
dan bekal itu adalah bertakwa kepada Allah Swt. Sebagaimana firmanNyayang artinya : “ Berbekallah, dan sesungguhnya
sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang
berakal.” (QS. Al-Baqarah :197).
Dan
seandainya penduduk negeri di dunia ini beriman, bertakwa dan bertawakkal
kepada Allah SWT.maka Dia akan mencurahkan semua karunia Nya berupa kemakmuran,
kedamaian kepada penduduk bumi ini.
Allah Swt berfirman
yang artinya : “ Seandainya penduduk negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mendustakan (ayat-ayat Kami) maka Kami siksa mereka disebabkan oleh perbuatannya.”
(QS. Al-A’raf 96).
Manusia
seharusnya merenungi dan belajar dari bencana yang datang silih berganti, tidak
ada yang bisa disalahkan kecuali kita manusia harus evaluasi diri (introspeksi
diri) mengakui segala kekeliruan dan perbuatan dosa yang kita lalukan serta
meminta ampunan taubat dengan sebetul-betul taubat dan bahwa sesungguhnya
manusia itu lemah tidak memiliki daya dan kekuatan. Terkadang sebagai manusia
terlalu arogan menganggap apa yang menjadi miliknya diatas dunia ini merupakan
hasil karya sendiri tanpa menyadari bahwa allah lah yang telah menitipkan harta
miliknya itu untuk dijaga dimanfaatkan untuk sesama. Bahkan kita mengingkari
akan nikmat yang telah diberikan dan tidak mau
mensyukuri nikmat yang ada. Manusia sudah tenggelam dengan glamornya
harta dan meninggalkan Tuhannya maka tatkala itulah azab ditimpakan sebagaimana
Allah swt berfirman yang artinya : “ Dan
(ingatlah juga), tatkala tuhanmu memaklumkan “ sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim
: 7)
Manusia
dihadirkan ke atas permukaan bumi oleh Allah dan pasti akan diambil kembali
oleh pemilik sang khalik Allah SWT. Dan sebagai manusia yang beriman dalam
menghadapi ujian, cobaan, siksaan melalui bencana ini kita harus kuat dan sabar
mengahadapi musibah yang melanda negeri yang terjadi Allah swt berfirman yang
artinya : “ Dan orang-orang yang sabar
itu apabila ditimpa sebuah musibah mereka berkata, inna lillahi wainna ilaihi roji’un
(sesungguhnya kita berasal dari Allah dan pasti akan kembali kepada Allah”.
Sebagaimana
kutipan firman Allah di bagian awal tulisan ini, kini telah nampak kerusakan
diatas muka bumi yang tiada lain disebabkan oleh ulah perbuatan manusia
sendiri, oleh karena itu marilah kita senantiasa kembali kepada ajaran Allah
SWT sebaimana yang tercantum dalam al-Qur’an dan al Hadits agar kita manusia
dan alam semesta ini selamat dari azab yang diturunkan. Marilah kita senantiasa
minta ampun dan mudahan kita termasuk orang yang pandai bersyukur atas nikmat
dan sabar menghadapi segala macam ujian dan cobaan sebelum akhirnya kita
kembali kehadapan Allah. Wallahu A’lam.