MARILAH KITA SENANTIASA BERKATA BAIK, BERBUAT YANG BAIK, BEKERJA DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH DAN SALING MEMBANTU ANTAR WARGA

Monday, 28 April 2014

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI PEMBAWA BERKAH

Salah satu bantuan reaktor biogas
Populasi sapi pada Lingkungan tentu saja membawa masalah tersendiri. Berdasarkan penelitian, sapi menghasilkan sekitar 10 kg kotoran perhari.Ini berarti jika sejuta ekor Sapi, maka menghasilkan 10 ribu ton kotoran perhari atau 300 ribu ton per bulan. 
Guna mendukung upaya pengelolaan kotoran sapi, Pemerintah NTB bekerjasama dengan Hivos meluncur-kan program pengembangan 1.000 unit reaktor biogas. Dana miliyaran rupiah untuk pengembangan biogas di NTB, yang meliputi Pulau Lombok dan Sumbawa.
Dalam rangka mensinergikan langkah untuk mensukseskan program ini, Hivos mengadakan pertemuan dengan para pemangku kepentingan di tingkat provinsi dan kabupaten, yaitu Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara dan Kota Mataram. 
Potensi gangguan lingkungan dapat diminimalisir dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai bahan baku biogas. Mengolah kotoran sapi menghasilkan manfaat ganda; biogas sebagai bahan bakar memasak dan penerangan dan ampas biogas sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman pertanian. Hingga sekarang sudah Ratusan Unit sudah di bangun di berbagai tempat di NTB termasuk 16 Unit yang sudah di bangun di Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur.Satu di antaranya adalah Bantuan dari salah satu Perusahaan asal Pemerintah Perovinsi NTB,15 Unit adalah Bantuan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur melalui Dinas Energi Sumber Daya Mineral ( ESDM ).

Kepala Desa Rensing Bat Muhammad Hilmi,SE menjelaskan bahwa program bantuan pembangunan instalasi biogas ini bentuk perhatian pemerintah terhadap keberadaan peternak sapi di desa Rensing Bat “ diharapkan dengan bantuan ini masyarakat yang memiliki ternak sapi bisa memanfaatkan kotoran sapi sebagai energi alternatif biogas dan manfaatnya bisa dijadikan sebagai bahan bakar untuk memasak atau listrik” jelasnya
H. Mursidin/penerima bantuan
Salah satu penerima bantuan ini H.Mursidin mengatakan bahwa ia merasa senang bisa dapat menerima program biogas ini “ saya memiliki lima sapi maka kotorannya tidak lagi menjadi masalah lingkungan namun dengan adanya program ini kotoran sapi tersebut bisa menjadi gas ramah lingkungan” ungkap H.Idin panggilan akrabnya. Tak lupa pula ia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada perusahaan yang memberikan bantuan dan sudah hampir setahun lamanya menggunakan biogas, Lanjut H.idin bahwa saya di berikan bantuan berupa itik kurang lebih 30 ekor disamping itu juga saya di berikan bantuan uang untuk membeli ternak/Sapi sebesar Rp.7.000.000,Sawah tempat menanam cabe seluas 20 are yang kami kelola bersama anggota kelompok 20 Orang pemilik Biogas di kecamatan Sakra Barat,Ampas biogas itulah menjadi pupuknya”. Tambahnya, disamping itu bersama kelompoknya H.idin juga mengadakan pertemuaan bulanan yang mana pertemuan ini kita sebagai anggota membuat urunan/Arisan setiap bulan Rp.100.000 sebagai bentuk rasa persaudaraan di antara anggota kelompok.
Sebagai energi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya sebagai kebutuhan utama dalam memasak, gas menjadi energi alternatif ramah lingkungan. Setelah program konversi minyak tanah menuju gas diberlakukan maka masyarakat setiap hari sangat membutuhkannya, selama ini mereka hanya bisa membeli belum mampu produksi sendiri. Sehingga pengeluaran setiap bulan bertambah dengan pembelian gas. Sebagai solusi tepat dalam rangka memanfaatkan kotoran sapi sebagai gas  maka hadir program biogas yang digagas pemerintah untuk membuat sendiri gas tersebut melalui kotoran ternak sapi atau kerbau.
Di Desa Rensing Bat program Biogas sendiri tergolong program baru yang sebelumnya belum ada yang melakukannya. Biogas merupakan energi yang dihasilkan Rektor biogas yang ditimbulkan atas fermentasi kotoran hewan seperti sapi atau kerbau, sehingga menghasilkan gas yang dapat dipergunakan untuk kebutuhan rumah tangga.( a-em )