MARILAH KITA SENANTIASA BERKATA BAIK, BERBUAT YANG BAIK, BEKERJA DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH DAN SALING MEMBANTU ANTAR WARGA

Tuesday, 28 August 2012

Mengenai Harga Tembakau , Perusahaan Masih Negosiasi


Saat ini menjadi topik menarik dibicarakan oleh masyarakat petani  atau wong cilik di pulau Lombok hususnya adalah mengenai harga tembakau yang miring, meski pengopenan sudah dilakukan sampai 4 sampai 6 kali namun hingga kini masih belum ada kejelasan harga tembakau dari perusaan untuk petani, senin kemarin gelombang demontrasi baik dari petani maupun dari organisasi seperti Sarikat Petani Nasional (SPN) menuntut pemerintah daerah bersikap tegas mengenai harga tembakau kering. Para pejabat daerah mulai dari gubernur hingga bupati mengatakan melalui berbagai media masa bahwa hingga saat ini perusahaan tembakau yang ada didaerah ini masih melakukan negosiasi harga , mulai dari daun kering lapang berkisar antara 4 ribu hingga 7 ribu per kilogramnya, sedangkan untuk kisaran harga daun tengah dan atas berkisar antara Rp 33 ribu sampai Rp. 37 ribu perkilo gram, isu kelebohan produksi dan perusaan rokok mengurangi pembelianya menjadi alasan para pengusaha tembakau didaerah ini sehingga harga belum dipatok dan pembelian dikurangi. 

Dari 21 perusahaan tembakau 5 perusahaan sudah nyatakan diri tak akan beli tembakau kering tahun ini termasuk PT Gudang garam, sehingga diharapkan akan ada perusahaan tembakau yang akan membeli tembakau petani tahun 2012 ini dan 6 peruhasaan dari 16 baru memulai negosisasi demikian kata wakil gubernur NTB di media cetak Lombok Post, Selasa 28 Agustus 2012. Sementara itu Kepala Dinas Hutbun Lombok Timur Lalu Wirentanus mengatakan lewat media Lombok Post dari areal tanam tembakau di Lombok Timur seluas 17.555 hektar tahun ini perusahaan akan membeli sekitar 21 ribu tonatau 80 %  yang berasal dari petani binaan sedangkan sisanya 20 % atau 5 ribu ton dibeli dari petani swadaya ini artinya bahwa akan ada sekitar 26 ribu ton yang akan dibeli perusahaan tembakau tahun ini.
Petani tembakau yang ada di desa berharap akan ada kepastian harga ditentukan oleh perusahaan yang di fasilitasi oleh pemerintah. Sehingga kepanikan petani saat ini tidak berlangsung lama karena dapat menyebabkan gangguan psikologis petani. (nr_dien)