Kamis,27 Rajab 1434 H/6 Juni 2013
Alhamdulillah, mari kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Kemudian shalawat dan salam semoga tercurah keharibaan junjungan Nabi Besar kita Muhammad SAW. Pada bulan Rajab Beliau di Israk dan Mi’rajkan Allah SWT beberapa abad yang lalu.
Pada
hari kamis tanggal 6 Juni 2013 bertepatan dengan tanggal 27 Rajab 1434 H, kita
mengenang kembali peristiwa Israk Mi’raj yang bersejarah. Peristiwa tersebut
bukan hanya menunjukkan kekuasaan Allah SWT di atas semua makhluq-Nya akan
kebenaran kenabian Muhammad Saw, bahkan peristiwa tersebut juga membuka ufuk
pemikiran dan cita-cita manusia sejagat dari hanya sekedar terpaku kepada muka
bumi ini semata-mata melainkan kepada cakrawala ciptaan Allah SWT yang amat
luas dan jauh, siap untuk diamati untuk lebih kita mengenali Allah SWT Pencipta
yang Agung, siap untuk dipelajari agar manusia meningkatkan kualitas ilmu
pengetahuan .
Kaum
muslimin yang berbahagia !
Israk berarti perjalanan Nabi Muhammad SAW dari
Masjid Al-Haram di Mekah ke Masjid Al-Aqsa di Baitul Maqdis Palestina.
Peristiwa ini terekam di dalam Al-Quran.
Allah SWT berfirman yang artinya :
“Maha
Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada suatu malam dari
Masjidil-Haram (di Mekah) ke Masjidil -Aqsa (di Palestina) yang telah Kami
berkati sekelilingnya agar Kami memperlihatkan kepadanya sebahagian dari
tanda-tanda (kekuasaan dan kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mendengar lagi Maha Meliha”t . (Surah Al-Isra: ayat 1)
Sedangkan Mi’raj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW
dari Masjidil-Aqsa ke Sidratil Muntaha di langit ketujuh dekat singgasana Allah
SWT sebagaimana yang digambarkan oleh Al-Qur’an. Allah SWT berfirman :
Artinya
: Dan sesungguhnya (Muhammad) telah melihat (Jibril dalam bentuk rupanya yang
asli) pada waktu yang lain. (yaitu) Sidratil Muntaha. Di dekatnya terletak
syurga tempat tinggal (Jannatul Makwa).(Muhammad melihat Jibril dalam bentuk
rupanya yang asli) ketika Sidratil-Muntaha itu diliputi oleh sesuatu yang
meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dariapa yang
disaksikannya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat
sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhan-Nya yang paling besar. (Surah an-Najm:
ayat 13-18).
Dapatlah disimpulkan bahwa peristiwa Israk Mi’raj
adalah sebagai suatu perjalanan kilat Nabi Muhammad Saw pada malam hari atas
kehendak dan izin Allah SWT dari Masjidil-Haram ke Masjidil-Aqsa dan kemudian
naik ke langit sampai ke Sidratil Muntaha bahkan menembus tujuh lapis langit
lalu kembali semula ke Makkah pada malam yang sama.
Orang-orang
kafir Quraisy Makkah tidak percaya, malahan memperolok-olokkan Rasulullah
setelah bercerita kepada mereka bahkan di kalangan umat Islam ketika itu ada
yang murtad.
Sekembalinya
Nabi SAW ke Mekah dari perjalanan Israk dan Mi’raj, kekuatan Nabi SAW untuk
berdakwah lebih giat, dan Para Sahabat yang lain bertambah keyakinan dan
kekaguman mereka kepada Nabi tercinta.
Nabi Muhammad SAW melihat secara langsung akhir dari
perjalanan manusia di Syurga dan Neraka. Sudah cukup memberi motivasi beliau
untuk menyelamatkan mereka didunia ini, sebelum mereka menempuh alam pengadilan
dan pembalasan di akhirat nanti.
Peristiwa
Israk dan Mi’raj menghasilkan perintah mendirikan shalat. Rasulullah SAW
diperintahkan untuk menghadap-Nya di Arasy, bukan dengan mengutus malaikat
Jibril, untuk menyampaikannya ke dunia, sebagaimana perintah menunaikan ibadah
puasa, zakat dan haji.
Status
ibadah shalat, di sisi Allah SWT adalah perkara utama sebagai tiang agama.
Dengan mendirikan shalat, maka tegaklah agama, dan apabila meninggalkan shalat,
maka runtuhlah agama, hadist dari Umar ibnu al-Khattab ra bahwa Rasulullah SAW
bersabda ;
"
Shalat itu adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya, berarti ia
menegakkan agama, dan barang siapa yang meninggalkannya, berarti ia telah
merobohkan agama".(HR Al- Baihaqi)
Ibadah shalat pada mulanya difardhukan sebanyak 50
kali dalam sehari-semalam. Rasulullah SAW berulang kali menghadap Allah Swt,
mohon supaya diringankan. Allah SWT memperkenankan permintaan Nabi SAW sehingga
menjadi 5 kali dalam sehari semalam.
Shalat itu luar biasa statusnya, yaitu luar biasa
cara menyampaikannya kepada Rasulullah SAW, dan Allah SWT menilai seseorang
yang beragama Islam, sempurna islamnya atau tidak, melalui amalan shalatnya. Dalam
peristiwa Israk dan Mi’raj, Rasulullah SAW telah diperlihatkan kepadanya satu
kaum yang memukul kepalanya dengan batu-batu besar, setiap kali dipukul kepala
mereka hancur berantakan, kemudian kepala mereka utuh kembali seperti semula.
Hal ini terus-menerus berjalan tanpa henti. Rasulullah SAW bertanya kepada
malaikat Jibril a.s. tentang peristiwa tersebut. Malaikat Jibril a.s. lalu
menjawab, " mereka itu adalah orang-orang yang senantiasa malas untuk
menunaikan sholat fardu".
Begitu
dahsyatnya siksaan kepada mereka yang malas dan meninggalkan ibadah shalat.
Kaum
muslimin yang berbahagia !
Amalan yang akan dihisab terlebih dahulu di hari
akhirat, adalah amalan shalat, Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
"
Persoalan pertama yang akan ditanya (dipertanggungjawabkan) kepada manusia
di hari akhirat, adalah amalan sholat.Apabila sholatnya dapat diterima (oleh
Allah SWT), maka akan diterima seluruh amalnya, dan sekiranya sholatnya ditolak
(oleh Allah SWT), akan ditolak seluruh amalnya ". (HR. Ahmad, Abu Daud dan
Ibnu Majah)
Hadist ini memberi pelajaran kepada kita, bahwa
sekalipun seseorang itu melakukan puasa ramadhan, membayar zakat, menunaikan
haji, bersedekah kepada fakir miskin, namun jika tidak mendirikan shalat atau
melalaikannya, maka seluruh amalan kebaikannya akan ditolak oleh Allah SWT.
Shalat adalah suatu ibadah yang dilakukan dengan
menggerakkan seluruh jasmani dan rohani, lisan mengucap kalimah-kalimah yang
sangat indah, mengandung pujian, penghormatan, dan harapan tinggi yang
ditujukan kepada Allah SWT. Setiap gerak badan dan bacaan yang kita lakukan
dengan ikhlas, sempurna, khusyuk dan penuh kesadaran, maka semuanya itu akan
mempengaruhi diri, jasmani, rohani dan pemikiran serta akhlak, sehingga shalat
itu benar-benar dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Firman Allah
SWT dalam surah Al-ankabut ayat 45;
Artinya
: Dan dirikanlah sholat.Sesungguhnya, sholat itu mencegah daripada perbuatan
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (faedah
dan kesannya) dan Allah mengetahui akan apa yang kamu kerjakan.
Sedangkan shalat yang dikerjakan secara sambil
sambilan, sekadar untuk diketahui orang, tanpa kesadaran mendalam, bukan saja
tidak mendapat keridhaan Allah Swt, tetapi sebaliknya akan mendapat kemurkaan
Allah SWT. Shalat seperti itu, tidak akan merubah dan memperbaiki akhlak
seseorang.
Shalat adalah perkara yang besar dalam pandangan
Allah dan Rasul-Nya. Banyak dalil dan bukti yang menegaskan bahwa shalat adalah
ibadah yang sangat penting dan agung serta mengandung banyak hikmah,
diantaranya :
- Karena shalat adalah ibadah yang perintahnya langsung diterima oleh Nabi Muhammad dari Allah, tanpa perantara malaikat jibril.
- Shalat adalah ibadah yang tidak bisa ditinggalkan dalam keadaan apapun.
- Shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
- Shalat dapat menenangkan jiwa orang yang melaksanakannya.
- Shalat merupakan ikatan janji dan komitmen kita kepada Allah SWT
- Shalat adalah ibadah semua nabi dan rasul yang diperintahkan Allah.
Sangat menyedihkan sekali, ada saja di kalangan
orang Islam yang melalaikan kewajiban ibadah shalat. Mereka menyatakan bahwa shalat
itu cukup dengan niat saja, tanpa perlu berdiri rukuk dan sujud, ada juga yang
berpendapat, sholat boleh dijamakkan sepanjang hayat, dilakukan tiga kali
sehari semalam. Mereka menyatakan bahwa hidup di dunia ini adalah musafir.Orang
musafir, harus menjamakkan shalat.
Malah,
ada yang lebih sesat lagi, menyatakan menyatakan bahwa shalat itu tidak wajib,
boleh diganti dengan membuat amal kebajikan sudah dianggap cukup.
Oleh
karena itu, tidak ada artinya beriman dengan peristiwa Israk dan Mi’raj,
seandainya kita tidak menunjukkan dengan bukti, yaitu menunaikan perintah Allah
SWT mendirikan shalat fardhu lima waktu.
Marilah kita menginsafi diri dan istiqamah dalam
mendirikan ibadah shalat. Jangan sampai kita termasuk dalam golongan
orang-orang yang lalai. Tidaklah cukup dengan shalat seminggu sekali saja,
yaitu shalat Jum’at, tetapi melalaikan shalat fardhu lima waktu sehari semalam.
Islam juga memerintahkan kita agar senantiasa
memastikan ahli keluarga telah menunaikan shalat, termasuk istri dan anak-anak.
Oleh karena itu, kita disuruh memimpin dan memastikan anak-anak supaya menunaikannya
,melatih mereka shalat ketika berumur 7 tahun dan memukul mereka yang tidak
menunaikannya, ketika berumur 10 tahun. Allah berfirman.; Artinya : Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu.
dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.( Thaahaa 132 ).
Kesimpulan
:
Peristiwa Israk dan Mi’raj bukan hanya sekadar
sebuah kisah sejarah yang diceritakan setiap kali tanggal 27 Rajab tiba. Yang
lebih penting adalah kita menghayati pelajaran di balik peristiwa tersebut
yaitu meneladani yang baik dan menjauhi hal-hal sebaliknya. Peristiwa Israk dan
Mi’raj yang memperlihatkan berbagai kejadian yang penuh pelajaran, seharusnya
memberi keinsafan kepada kita agar senantiasa mengingat Allah SWT dan takut
akan kekuasaan-Nya.
Sekiranya kita dapat menghayati dan mengambil
pelajaran dari peristiwa penting ini, tentulah kita akan mampu menjaga diri
kita dari melakukan kemungkaran yang dilarang oleh Allah SWT dan berlombalomba untuk
melakukan amal-amal kebaikan yang diperintah oleh
Allah
SWT. Peristiwa Israk Mi’raj juga, untuk menguji umat Islam bahwa apakah percaya
atau tidak akan peristiwa tersebut.(admin)
Sumber :
Kanwil Kemenag Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang
Tahun 2013