"Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Lailaha illallahu wallahu Akbar. Allahu
Akbar Walillahilham'," demikian gema takbir yang bergema di masjid dan mushalla di hari raya idul fitri Senin,
28 Juli 2014 bertepatan dengan 1 Syawal 1435 H.
Berlebaran
dikampung bagi setiap umat islam sangatlah di minati terutama bagi mereka yang
bekerja di luar kampung halamannya sehingga tak mengenal jarak mereka harus
pulang bersama anggota keluarga semata-mata untuk merayakan hari kemenangan
umat islam yang sudah melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan penuh di
bulan ramadhan serta untuk dapat berkumpul atau bersilaturrahmi dengan
keluarga, sahabat, tetangga dan masyarakat dikampungnya sendiri “ kami jarang pulang
kampung sehingga paling tidak minimal saat berlebaran kami bawa anak dan istri
untuk bisa menikmati indahnya berlebaran dikampung” kata H.Ahmad yang sengaja
mudik berlebaran dari Mataram ke Dusun Rensing Bat.
Disamping
itu Kata H.Ahmad suasana kekeluargaan ketika berada ditengah semua keluarga dan
kemeriahan kemeriahan dimalam idul fitri juga sangat dinikmati oleh anak-anak
kami serta budaya ngandang dulang usai sholai idul fitri di Masjid menjadi
keistimewaan sendiri saat berlebaran di
kampung karena budaya ngandang dulang ini jarang kita temukan di kota ungkapnya.
Pada lebaran
idul fitri 1435 H ini tampak sejumlah pemudik yang berasal dari Desa Rensing
Bat yang bekerja atau bertempat tinggal di luar desa Rensing Bat seperti di
Malaysia, Mataram, Pulau Jawa, Sumatera, Sumbawa, Bima,Dompu, Pancor,Selong dan
sebagainya sengaja pulang untuk berlebaran bersama anggota keluarga.
Pelaksanaan
sholat idul fitri di Masjid Nurul Islam Rensing Bat dimulai sejak pukul 07.30
wita diikuti oleh ratusan jamaah. Usai sholat id dan khotib membaca khotbah di
masjid kemudian Ust. H. Zainal Muttaqin memimpin pembacaan zikir doa di
lanjutkan dengan salam salaman untuk saling memaafkan satu sama lain dengan membuat
barisan melingkar di lantai masjid.
Sebagai
rangkaian penutup hari raya id, jamaah sholat id menikmati makanan/hidangan “ngandang
dulang” yang dibawa oleh ibu-ibu jamaah masjid, dulang yang berisi nasi, sayur
dan kue khas lebaran ini sengaja di bawa oleh ibu-ibu karena menjadi bagian
dari rasa syukur atas nikmat yang Allah telah berikan dan bisa menyelesaikan
ibadah puasa serta wujud mempertahankan budaya lokal yang sudah lama dilakukan
oleh nenek moyang untuk menampakkan kebersamaan dan mempererat hubungan
kekeluargaan dan kemasyarakatan. (abu nabbany)