Marhaban Ya Ramadhan
Sebentar lagi
kita akan kedatangan tamu yang mulia lagi terhormat, bulan Ramadhan yang
senantiasa dirindukan kedatangannya dan disayangkan kepergiannya.
Tak
lain karena di dalam bulan Ramadhan terkandung kemuliaan dan keistimewaan yang
amat besar, yang tak bisa dijumpai pada bulan-bulan lainnya. Nilai ibadah
dilipatgandakan, do'a-do'a dikabulkan, dosa diampuni, pintu surga dibuka,
sementara pintu neraka ditutup. Ramadhan, tak ubahnya tamu agung yang selalu
dinanti-nanti kedatangannya, rugilah orang yang tidak dapat bertemu dengannya,
namun akan lebih rugi lagi bagi mereka yang menjumpainya, namun tidak mengambil
sesuatu darinya yakni dengan menggunakannya sebagai moment meningkatkan
kualitas ibadah dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Oleh karena itu sebagai seorang muslim hendaklah
mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan di dalam menyambut bulan suci Ramadhan
serta amalan-amalan yang disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Berikut ini adalah hal-hal yang kita siapkan dalam
menyambut Bulan Suci Ramadhan tahun 1435 H/tahun 2014 :
1. Bergembira Menyambut Datangnya Bulan Ramadhan
Bergembira
disini artinya adalah kita bersyukur kepada Allah dapat bertemu lagi dengan
Ramadhan, bulan yang penuh rahmat, bulan yang penuh ampunan, bulan yang penuh
berkah dan bulan dimana orang yang beribadah sunnat diberi pahala seperti orang
yang melakukan ibadah wajib dan orang yang melakukan ibadah wajib pahalanya
dilipatgandakan Allah SWT sebanyak 70 kali.
Telah ada
contoh dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau dahulu
memberi berita gembira pada para sahabatnya dengan kedatangan Ramadhan. Beliau
bersabda :“Telah datang pada kalian bulan
Ramadhan, bulan Ramadhan bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan atas
kalian untuk berpuasa didalamnya. Pada bulan itu dibukakan pintu-pintu surga
serta ditutup pintu-pintu neraka….”(HR. Ahmad)
Rasulullah SAW bersabda :"Andaikata umatku tahu tentang sesuatu yang tersembunyi di dalam bulan Ramadhan, pastilah mereka akan mengharap agar seluruh bulan dalam setahun menjadi bulan Romadhon, sebab segala kebaikan berkumpul didalamnya, segala keta'atan diterima oleh Allah, segala do'a dikabulkan, segala dosa diampuni dan surga rindu kepada mereka".
Rasulullah SAW bersabda :"Andaikata umatku tahu tentang sesuatu yang tersembunyi di dalam bulan Ramadhan, pastilah mereka akan mengharap agar seluruh bulan dalam setahun menjadi bulan Romadhon, sebab segala kebaikan berkumpul didalamnya, segala keta'atan diterima oleh Allah, segala do'a dikabulkan, segala dosa diampuni dan surga rindu kepada mereka".
Oleh
karena itu marilah kita bersenang dan bergembira dengan penuh iman menjelang
datangnya bulan Ramadhan sebagimana dalam hadits Rasulullah SAW yang menjamin
orang akan diharamkan dari api neraka, apabila dia bergembira dengan datangnya
bulan Ramadhan yang artinya : “Siapa
bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya
masuk neraka.”(alhadits)
2. Memperbanyak do’a kepada Allah
Telah menjadi kebiasaan bagi para generasi yang shalih
pendahulu kita dengan memperbanyak do’a sebelum masuknya bulan Ramad-han, sehingga
diriwayatkan diantara mereka ada yang memohon kepada Allah agar
dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan sejak 6 bulan sebelumnya. Mereka
juga memohon kepada Allah agar diberikan kekuatan dan pertolongan di
dalam melaksanakan ibadah-ibadah di dalamnya seperti puasa, qiyamul lail,
sedekah dan sebagainya.
Maka
dengan berdo’a, bulan Ramadhan selain merupakan bulan karunia dan kenikmatan
beribadah, juga merupakan bulan tantangan. Tantangan menahan nafsu untuk
perbuatan jahat, tantangan untuk menggapai kemuliaan malam lailatul qadar dan
tantangan-tantangan lainnya. Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu
berdo'a agar optimis melalui atau menjalani bulan Ramadhan.
Telah
diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, bahwa dia berkata, adalah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki bulan Rajab, beliau berdoa:
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab
dan Sya’ban serta pertemukanlah kami dengan Ramadhan.”(HR. Ahmad dan
Ath-Thabrani)
3. Bertaubat Kepada Allah SWT
Taubat menunjukkan tanda totalitas seorang dalam
menghadapi Ramadhan. Dia ingin memasuki Ramadhan tanpa adanya sekat-sekat
penghalang yang akan memperkeruh perjalanan selama mengarungi Ramadhan. Setiap
manusia tentu banyak melakukan kehilafan dan kesalahan oleh karena itu sebelum
berpuasa perbanyaklah bertaubat agar ketika berpuasa kita dalam keadaan suci
dari dosa. Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Setiap keturunan Adam itu
banyak melakukan dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.”
Taubat yang dibutuhkan bukanlah seperti taubat yang
sering kita kerjakan. Kita bertaubat, lidah kita mengucapkan, “Saya memohon
ampun kepada Allah”, akan tetapi hati kita lalai, akan tetapi setelah ucapan
tersebut, dosa itu kembali terulang. Namun, yang dibutuhkan adalah totalitas
dan kejujuran taubat. Dalam Al qur’an Allah berfirman yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah
kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya…” (QS. At Tahrim:8)
Jangan pula taubat tersebut hanya dilakukan di bulan
Ramadhan sementara di luar Ramadhan kemaksiatan kembali digalakkan. Ingat!
Ramadhan merupakan momentum ketaatan sekaligus madrasah untuk membiasakan diri
beramal shalih sehingga jiwa terdidik untuk melaksanakan ketaatan-ketaatan di
sebelas bulan lainnya.
4. Membersihkan jiwa
Yaitu dengan memperbanyak amal-amal shalih pada bulan
Sya’ban karena pada bulan ini bulan diangkatnya amalan-amalan pada Allah. Sebagaimana yang diriwa-yatkan oleh Imam An Nasa’i dan
Ibnuthadits Usamah bin Zaid
Khuzaimah yang dihasankan oleh Syaikh Al Albani bahwasanya Rasulullah SAW
berpuasa sepanjang bulan Sya’ban atau beliau memperbanyak puasa di dalamnya
kecuali hanya beberapa hari saja beliau tidak melakukannya.
Disamping itu kita juga perlu melakukan pembersihan
hati atau tazkiyatun nafs dari penyakit-penyakit hati seperti irihati, hasad, dengki,
tamak, pelit dan sebagainya, juga hal yang urgen dilakukan dalam menyambut tamu
Allah yang istimewa ini.
Allah SWT menegaskan pentingnya membersihkan hati
(tazkiyatun nafs) dalam firman-Nya: “Sungguh beruntunglah orang yang
menyucikan jiwanya (QS. Asy-Syams : 9).
5. Bertafaqquh (mempelajari) hukum-hukum puasa dan
mengenal petunjuk Nabi Muhammad SAW.
Puasa
Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap
muslim. Ibadah puasa mempunyai ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar
sah dan sempurna. Sesuatu yang menjadi prasyarat suatu ibadah wajib, maka wajib
memenuhinya dan wajib mempelajarinya. Ilmu tentang ketentuan puasa atau yang
sering disebut dengan fikih puasa merupakan hal yang wajib dipelajari oleh
setiap muslim, minimal tentang hal-hal yang menjadi sah dan tidaknya puasa.
Oleh karena itu sebelum memasuki puasa dianjurkan
mempelajari syarat-syarat diterimanya puasa, hal-hal yang membatalkannya, hukum
berpuasa di hari syak (meragukan), perbuatan-perbuatan yang dibolehkan dan
dilarang bagi yang berpuasa, adab-adab dan sunnah-sunnah berpuasa, hukum-hukum
shalat tarawih, hukum-hukum yang berkaitan dengan orang yang memiliki udzur
seperti me-ngadakan perjalanan, sakit, hukum-hukum yang berkaitan dengan zakat
fitri dan lain-lain.
Maka hendaknya kita ber-ilmu sebelum memahami dan
mengamal-kannya. Allah SWT berfirman yang artinya : “Maka bertanyalah pada orang-orang yang
berilmu jika kalian tidak mengetahui.”(QS. Al-Anbiya’:7)
Pemahaman ilmu syar'i ini juga merupakan tanda
kebaikan yang dikehendaki Allah terhadap seseorang. Karenanya Rasulullah SAW
bersabda : Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan kebaikan maka ia
difahamkan tentang (ilmu) agama (Muttafaq 'Alaih)
6. Mengatur sebaik-baiknya program di bulan Ramadhan.
Bila seorang tamu yang agung datang berkunjung ke rumah kita kemudian kita menyambutnya dengan baik tentu kita akan mendapatkan pujian serta balasan dari tamu tersebut, begitu pula dengan bulan Ramadhan yang datang dengan membawa berbagai macam keutamaan. Jika kita menyambutnya dengan persiapan serta program-program untuk tamu agung ini tentu kita akan mendapatkan keutamaan-keutamaan tersebut.
Maka dari itu hendaklah kita mengisi bulan suci ini
dengan memperbanyak ibadah shalat sunnat, membaca Al Qur’an, membaca istigfar, membaca
sholawat, memperbanyak tasbih, tahmid, takbir dan istighfar dan lebih peduli
kepada nasib orang fakir dan miskin, berbakti kepada kedua orang tua,
menyambung tali silaturrahmi, memuliakan tamu, menjenguk orang sakit dan
ibadah-ibadah lain yang semisal dengan itu guna meraih gelaran mulia dari
Allah, yaitu “Taqwa” dimana ia merupakan simbol sejati bagi hamba-hamba Allah
yang senantiasa mengikhlaskan hati dan memurnikan iman yang terpatri lewat
amalan ibadah yang relevan dengan hukum syar’i.
Wallahu A’lam Bissawab.
** Abu Nabbany